Demon King Academy Volume 1 - Bab 1: Undangan dari Delsgade -
1 bulan telah berlalu sejak reinkarnasi
Setelah beberapa penyelidikan santai di dunia modern, aku menemukan bahwa kemahiran sihir telah menurun lebih dari yang kuharapkan.
Pertama, nampaknya manusia bahkan tidak menyadari Syrica, mantra reinkarnasi. Praktik semacam itu telah menjadi pengetahuan umum di Zaman Mitlogi, jadi itu bukan hal yang aneh, bahkan bagi manusia yang hanya memiliki sihir tingkat lanjut untuk bereinkarnasi. Tapi di era modern—Zaman Sihir —tidak ada reinkarnator manusia yang dikenal, setidaknya bagi masyarakat umum.
Orang tuaku, Gusta dan Izabella, yakin bahwa aku hanyalah seorang anak yang sangat cerdas Yaitu, salah satu anak yang bisa berbicara sejak lahir dan memiliki bakat sihir,. Kurst dianggap sebagai mantra tingkat lanjut di era ini; namun demikian, itu hampir tidak dikenal. Kurangnya pengakuan mereka mengenai reinkarnasiku tidak dapat dihindari.
Namun, yang lebih mengejutkan bagiku adalah reinkarnasiku yang sebagai seorang anak manusia.
Benih-benih itu pertama kali ditaburkan 2000 tahun yang lalu. Aku telah menggunakan sihir untuk menciptakan tujuh bawahan dari darahku dan memerintahkan mereka untuk menghasilkan keturunan. Reinkarnasi yang sempurna membutuhkan wadah dari darahku sendiri.
Seperti yang diperkirakan, garis keturunan Raja Iblis Anos telah bertahan selama dua ribu tahun, tapi aku tidak pernah menyangka itu akan bercampur dengan darah manusia.
Tidak, mungkin terjadinya percampuran darah itu wajar saja setelah perang antar ras berakhir. Jauh di lubuk hati, mungkin aku juga percaya bahwa manusia dan iblis tidak akan pernah bisa akur. Namun, dalam 1000 tahun yang dibutuhkan untuk tembok di antara empat alam runtuh, manusia telah terisolasi dari iblis dan dalam waktu itu secara bertahap melupakan perasaan kesengsaraan mereka itu hingga hilang secara keseluruhan.
Sebagai buktinya, umat manusia tidak lagi memiliki pengetahuan yang cukup tentang ras iblis. Aku telah mencoba bertanya kepada orang tuaku, tapi mereka tidak lagi kenal dengan subjek tersebut. Mereka tahu bahwa ras iblis ada di negeri yang jauh, tetapi mereka tidak memiliki keahlian lebih lanjut. Lagipula, kami tinggal jauh dari Dilhade, kerajaan Alam Iblis.
"Hm?" Aku mendeteksi gelombang sihir samar-samar di luar ruangan.
Ketika aku membuka jendela, seekor burung hantu terbang ke dalam, menjatuhkan sepucuk surat ke tanganku. Itu adalah undangan-ke Akademi Raja Iblis Delsgade.
"Akademi Raja Iblis...?"
Delsgade adalah nama kastilku, tapi aku tidak ingat tentang sebuah akademi. Itu mungkin telah didirikan dalam dua ribu tahun terakhir, tapi untuk apa?
Sementara aku merenungkan pertanyaan itu, burung hantu itu membuka paruhnya.
"Delsgade adalah lembaga pendidikan yang didedikasikan untuk melatih para raja iblis masa depan. Itu dibuat demi keturunan Raja Iblis Tirani—terutama untuk bangsawan iblis."
Raja Iblis Tirani, ya? Itu adalah julukan lama. Aku pernah dipanggil sama seringnya dengan Raja Iblis Anos, tapi sepertinya julukan itu lebih nyaman untuk diwariskan dari generasi ke generasi.
"Didirikan oleh Raja Iblis Tirani, akademi ini ada untuk memastikan mereka yang terkait erat dengannya akan berhasil memerintah distrik Dilhade sebagai raja iblis. Kamu adalah keturunan dari pendiri. Oleh karena itu, aku datang untuk menyampaikan undangan dari Delsgade kepadamu. Akademi Raja Iblis menunggu pendaftaranmu."
Keturunan dari sang pendiri? Aku sendiri pendirinya!
Burung hantu itu mungkin menemukanku dengan mengikuti jejak unik sihir yang mengalir di darahku, tapi aku tidak bisa mengharapkan dari sebuah familiar untuk melihat lebih dalam ke dalam jurang(abyss) itu. Sekilas, tubuh yang baru lahir ini hanya menampung sisa-sisa darah pendiri yang diencerkan. Tapi setelah diperiksa lebih dekat dengan Mata Ajaib, akan jelas bahwa darah Raja Iblis hanya bermutasi.
Secara teknis, aku adalah bayi berusia 1 bulan. Undangan pasti telah dikirim tanpa pandang bulu kepada siapa saja yang memenuhi persyaratan mereka—tampaknya, memiliki sejumlah sihir bersama dengan darah pendiri. Bagaimanapun juga, usia bukanlah penghalang bagi iblis yang bisa menggunakan Kurst.
"Ini dikatakan sebagai tahun dimana sang pendiri akan terlahir kembali."
Tanggal kembalinya aku pasti telah diwariskan dari generasi ke generasi.
"Banyak dari siswa yang mendaftar tahun ini sangat menjanjikan, mereka dijuluki Generasi Kekacauan. Ada harapan besar bahwa reinkarnasi dari pendiri ada di antara mereka. Jika sang pendiri kembali, Delsgade akan meletus dengan kegembiraan semua ras iblis."
Begitu. Dengan kata lain, Akademi Raja Iblis ada untuk menemukan diriku yang bereinkarnasi. Dalam hal ini, aku tidak bisa membiarkan mereka menunggu. Dengan segala cara, aku ingin melihat sendiri Generasi Kekacauan yang menjanjikan ini.
"Aku menerima undangannya."
"Akademi dengan penuh semangat menunggu kedatanganmu, keturunan dari sang pendiri."
Burung hantu itu terbang.
Dengan keputusan itu, tidak ada waktu lagi.
Namun, jika aku mengunjungi Delsgade, bentukku saat ini akan agak tidak memadai. Aku menggunakan Kurst sekali lagi, yang menyelimuti tubuhku dengan cahaya saat tumbuh sampai usia enam belas tahun. Pandangan sekilas di cermin mengungkapkan seorang pemuda berambut hitam, bermata hitam. Ciri-ciriku lebih kalem daripada yang kuinginkan, tapi ada cukup banyak kemiripan dengan diriku yang dulu.
Ya bagaimanapun ini juga reinkarnasiku.
Aku meninggalkan kamarku dan menuju pintu depan. Saat itu tengah malam, jadi ayah dan ibu sedang tidur, aku seharusnya tidak mengalami kesulitan untuk pergi. Atau begitulah pikirku saat aku meletakkan tanganku di pintu.
"Siapa di sana?!" suara ibu memanggil dari belakangku.
Hmm, jadi dia sudah bangun. Aku tidak menduganya, tapi pasti dia bahkan tidak akan mengenaliku dalam wujud baruku. Bagaimanapun, aku berbalik untuk menjelaskan diriku sendiri.
"Anos, sayang? Apa kamu tumbuh lebih besar lagi?" tanyanya begitu dia melihat wajahku.
"Gimana ibu bisa tau?"
"Jelas tau. Tidak peduli seberapa besar kamu tumbuh, kamu akan selalu menjadi Anos kecilku."
Agak memalukan untuk beralih dari "Raja Iblis" menjadi "Anos kecil," tapi aku tidak berhasil mengoreksinya sejauh ini.
"Kemana kamu akan pergi larut malam begini? Bahaya di luar sana lo."
Aku mungkin telah bereinkarnasi, tetapi itu tidak mengubah bahwa aku adalah anaknya sekarang. Aku telah ditemukan, aku tidak bisa pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.
"Apa ibu pernah mendengar tentang Akademi Raja Iblis?"
Dia memiringkan kepalanya dengan bingung. "Nggak pernah. Apa itu semacam sekolah di suatu tempat?
"Ya, tapi agak jauh dari sini. Itu ada di Dilhade."
"Apa yang kamu inginkan dari sekolah jauh seperti itu?"
"Aku telah diundang untuk datang. Jadi aku berpikir untuk mendaftar."
"Kamu tidak boleh pergi ke sekolah yang begitu jauh—itu sangat berbahaya! Kamu baru berumur satu bulan Anos!"
Hmm. Sungguh meresahkan. Aku mungkin baru dilahirkan sebulan yang lalu, tapi seseorang tidak bisa memperlakukan seorang pria yang bereinkarnasi seperti dia masih bayi. Katanya, ibu tidak tahu apa-apa tentang iblis, dia juga tidak percaya pada reinkarnasi.
"Aku tidak bisa pergi bersamamu ke suatu tempat sejauh Dilhade, Anos. Bukankah ada akademi sihir yang lebih dekat dengan rumah?"
"Tidak ada yang bisa kupelajari di akademi sihir. Lagipula, aku bisa pergi sendiri—jadi ibu tidak perlu ikut denganku."
"Nggak boleh. Sudah kubilang, usiamu masih satu bulan. Aku tidak bisa membiarkanmu hidup sendirian di usia itu. Apa yang akan kamu lakukan tentang uang?"
"Aku bisa mendapatkannya sendiri."
"Bagaimana caranya? Dunia ini tidak sebaik yang kamu pikirkan—"
Sihir berkumpul di telapak tanganku, membentuk massa emas kecil.
"Apa...? Tidak mungkin... Ini bukan replika yang diciptakan oleh sihir... Ini adalah benda yang asli!"
Ibu adalah seorang penilai, jadi dia mengkhususkan diri dalam penilaian logam mulia. Saat dia melihat emas itu, dia mengerti betapa mudahnya bagiku untuk menghasilkan uang dengan keterampilan seperti itu.
"Bagaimana kamu bisa menghasilkan ini, Anos? Bahkan sage di kastil pun tidak bisa menggunakan sihir semacam ini."
Keheranannya cukup besar—tentu saja. Sage di kastil adalah salah satu penyihir terbaik di negeri ini. Tidak mampu menggunakan sihir pada tingkat ini tidak akan terpikirkan di Zaman Mitologi, bahkan bagi mereka yang berasal dari bangsa manusia-itu akan berarti kematian. Dunia modern tampaknya telah menjadi tempat yang jauh lebih damai.
"Membuat benda nyata adalah sihir penciptaan dasar, bu. Membuat logam fiktif seperti mythril dan orichalcum adalah dasar. Permainan anak-anak untuk Raja Iblis Anos."
Mungkin itu akan membuatnya sedikit percaya pada reinkarnasiku.
"A-Aku-tidak masalah jika kau bisa menggunakan sihir yang luar biasa—namun tetap tidak. Dan anak kecilku baru saja menyebut dirinya Anos, bukan? Sesorang dewasa yang matang tidak menyebut dirinya sendiri sebagai orang ketiga. Oke?"
Hmm. Aku tidak menyangka argumen itu...
"Apa sih Akademi Raja Iblis itu? Apa yang kamu pelajari di sana?"
Apa yang harus kukatakan tentang ini? Akan mudah menggunakan kekerasan, tapi...
"Tidak apa-apa, Izabella." Ayah bergabung dengan kami dari belakang rumah. "Tidak ada yang bisa menahan seorang pria dari jalan yang telah ia putuskan."
"Tapi sayang, Anos kecil kita baru berumur satu bulan. Dan tidak ada yang tahu tempat seperti apa Akademi Raja Iblis ini."
"Mereka mengatakan seorang anak laki-laki bisa menjadi seorang pria dalam semalam, ‘kan? Anos berumur satu bulan sekarang, jadi dia punya waktu tiga puluh kali lebih lama. Meskipun aku tidak bisa mengatakan percepatan pertumbuhanku cukup dramatis."
Memang. Setelah tinggal bersama orang tuaku selama sebulan terakhir, ada dua hal yang kupelajari: ibu adalah seorang yang sangat khawatir, dan ayah bukanlah pisau yang paling tajam di laci.
"Ayah mengerti perasaanmu, Anos. Jika itu disebut Akademi Raja Iblis, maka itu pasti sekolah yang mengajarkan sihir kepada para raja. Kamu berbakat dalam sihir, jadi kamu ingin mempelajarinya dengan benar, ‘kan?"
"Ya semacam gitu...."
Deduksinya tidak sepenuhnya salah, jadi aku hanya membiarkannya begitu saja.
"Pergilah, Anos," kata ayah, menyemangatiku.
"Kamu yakin?"
Ayah mengangguk. "Tapi kami juga akan pergi bersamamu."
...Apa?
"Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendukung ambisi anak mereka. Meskipun demikian, usiamu masih satu bulan. Masih terlalu muda untuk pergi sendirian."
"Kalian tidak perlu khawatir tentang aku..."
Ayah mengibaskan jarinya, mencibirku. "Kamu tidak mengerti, Anos. Dengarkan, ketika seorang anak meninggalkan sarangnya, orang tua mereka merasa kesepian. Kamu baru saja lahir, jadi kami akan merasakan kesepian itu dengan lebih tajam."
Ayah menggunakan kata-kata yang lebih kompleks dari biasanya. Dia tidak perlu memaksakan diri untuk menyampaikan maksudnya.
"Tidakkah kau setuju, Izabella?"
"Ya... Aku tidak pernah membayangkan kau akan tumbuh begitu cepat. Maafkan ibu, Anos. Ibu tahu kamu mungkin seorang anak ajaib yang diberkati oleh dewa, jadi mungkin kamu merasa ibu hanya menghalangi jalanmu, tapi... tidak maukah kamu membiarkan ibu juga tinggal di sisimu sedikit lebih lama?"
Bahkan aku berjuang untuk kata-kata pada saat itu.
Sebelum reinkarnasiku, aku bahkan tidak memiliki orang tua. Ibuku sudah meninggal. Aku tidak pernah tahu apa ayahku telah meninggal atau apa dia meninggalkanku begitu saja. Setidaknya, aku tidak pernah berbicara dengan kedua orang tuaku, itulah sebabnya aku tidak memiliki keterikatan khusus dengan mereka, tapi...
"Jika ibu merindukanku, kurasa itu tidak bisa dihindari."
Ibu berseri-seri dari telinga ke telinga.
"Baiklah, sudah diputuskan! Kita akan segera bersiap-siap untuk pindah. Jangan khawatir, ayahmu yang hebat ini adalah seorang pandai besi. Jadi ayah bisa mencari pekerjaan di mana saja!" Maka, keluarga kami pindah ke Dilhade.